Porsche mencatat prestasi penting di tahun 2025 dengan penjualan global mencapai lebih dari 200 ribu unit dalam periode Januari–September. Dari total tersebut, sekitar 35,2% berasal dari kendaraan listrik dan plug-in hybrid. Penetrasi EV ini menunjukkan komitmen kuat Porsche dalam strategi elektrifikasi, meskipun mereka tetap menghadapi tantangan pasar global. Di Eropa, tingkat elektrifikasi model Porsche bahkan dilaporkan mencapai 56%.
Namun, tidak semua berita untuk Porsche positif. Di pasar Tiongkok, yang biasanya menjadi salah satu kontributor terbesar penjualan mobil mewah, Porsche mengalami penurunan tajam. Penjualan di China dilaporkan turun sekitar 26% dalam kuartal ketiga tahun ini, yang berimbas pada kinerja global perusahaan. Kondisi ini diperparah dengan tekanan persaingan dari produsen mewah lokal dan tantangan ekonomi serta regulasi di kawasan tersebut.
Di sisi inovasi produk, Porsche terus meluncurkan terobosan teknologi. Salah satu contoh terkini adalah Porsche Cayenne Electric, yang menampilkan interior futuristik dengan layar OLED melengkung terbesar yang pernah dipasang di Porsche, ditambah head-up display augmented reality untuk navigasi. Sementara itu, untuk model sport, Porsche memperkenalkan 911 Carrera GTS dengan mesin T-Hybrid: kombinasi mesin boxer 3.6 liter dan turbo-listrik yang membuat performa tetap tinggi namun lebih efisien.
Terlepas dari kemajuan teknologi, Porsche juga menghadapi keputusan strategis besar dalam jangka panjang. Perusahaan mengumumkan bahwa rencana elektrifikasi penuh kembali direvisi: mereka akan meluncurkan SUV flagship dengan mesin bensin dan plug-in hybrid, alih-alih EV murni seperti rencana semula. Langkah ini diambil untuk menyeimbangkan permintaan pasar yang berubah, terutama di tengah perlambatan adopsi EV dan tantangan margin keuntungan.